8 Pulau Yang Paling Berbahaya Di Dunia
Bumi ini terdiri dari beberapa benua, lautan, termasuk pulau-pulau yang dihuni dan tidak dihuni. Beberapa pulau dianggap sebagai pulau yang paling berbahaya dan mematikan di dunia. Hal ini sanggup terjadi alasannya ialah beberapa alasan, termasuk keberadaan predator atau bahkan zat beracun. Ada pulau yang berbahaya alasannya ialah mempunyai gas belerang, radiasi nuklir atau jejak bekas pabrik senjata kimia dan biologi. Meskipun berbahaya dan beracun, namun, banyak wisatawan yang ingin tau dan mempunyai nyali masih tiba ke pulau-pulau yang paling berbahaya ini. Berikut ini ialah 8 pulau yang dianggap paling berbahaya di dunia.
Ilha de Queimada Grande ialah sebuah pulau yang terletak di Samudera Atlantik lepas pantai São Paulo, Brasil. Pulau dengan luas 430.000 meter persegi (110 hektar) dijuluki "Pulau Ular", dan kini tak berpenghuni meskipun sisa-sisa mercusuar menandakan keberadaan insan di masa lalu. Menjaga mercusuar dikala ini pastilah menjadi pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa, karen pulau ini benar-benar dipenuhi oleh ular - sekitar satu ekor ular untuk setiap meter persegi pulau.
Ular yang ada disana pun bukan sembarang ular. Tiga dari empat spesies ular yang didokumentasikan di Ilha de Queimada Grande ialah ular beludak berbisa. Bothrops insularis, Golden Lancehead, ialah salah satu ular paling mematikan di Bumi. Karena ular ini memangsa burung bukan mamalia, racun mereka telah berubah menjadi hingga lima kali lebih beracun daripada kerabat daratan nya. Selengkapnya baca disini.
Dalam Perang Dunia II, pemerintah Inggris tetapkan untuk menguji anthrax untuk dipakai sebagai senjata biologi dan membeli Pulau Gruinard dari pemiliknya untuk dipakai sebagai tempat pengujian. Pulau di bab dari Skotlandia itu, tetap tercemar dengan anthrax selama puluhan tahun - setidaknya hingga tahun 1986, ketika 280 ton formaldehid disemprotkan di pulau itu untuk membunuh spora.
Pulau Gruinard kemudian dinyatakan bebas dari ancaman pada tahun 1990, namun kemungkinan masih ada ancaman lain yang mengancam disana, alasannya ialah tidak ada yang tahu bagaimana imbas jangka panjang dari keracunan formaldehida.
Pulau Miyakejima, terletak di kelompok pulau Izu, di Jepang, ialah sebuah pulau vulkanik dengan sebuah gunung berapi aktif yang meletus setiap beberapa tahun, tapi yang jauh lebih mematikan ialah gas sulfur beracun yang merembes dari gunung maupun dari tanah.
Pada bulan Juli tahun 2000, Gunung di Miyakejima, Gunung Oyama, meletus (lagi) mendorong penyelamatan yang selesai dilakukan pada bulan September tahun yang sama. Tak seorang pun diizinkan kembali selama lima tahun, tapi bahkan kini warga dikatakan harus membawa masker gas dan menggunakannya setiap dikala apabila alarm peringatan tingkat sulfur yang tinggi di udara berbunyi. Luar biasanya, Miyakejima kemudian menjadi tempat wisata, alasannya ialah banyak orang yang mengetahuinya dari internet ingin tau dan berkunjung kesana. Toko-toko yang menjual masker gas untuk wisatawan pun bermunculan disana.. Sulfur masih dipancarkan, tetapi sepertinya tidak berbahaya ... untuk sementara ini ... Selengkapnya baca disini
Enewetak Atol ialah bab dari Kepulauan Marshall di Samudera Pasifik. Pulau yang masuk daftar di sini ialah pulau Runit. Hal ini alasannya ialah AS melaksanakan pengujian nuklir di atol selama bertahun-tahun hingga simpulan tahun 1970-an, ketika beberapa warga diizinkan untuk kembali. Sayangnya, operasi pencucian besar-besaran dilakukan AS pada tahun 1977, dengan mengambil 111.000 meter kubik tanah dan puing-puing yang tercemar dari pulau-pulau terdekat dan menguburnya dalam kawah ledakan di ujung pulau Runit. Militer AS membangun kubah sebesar 100.000 kaki persegi yang terdiri dari 358 panel beton - yang dikenal sebagai Cactus Dome - untuk menutupi tanah dan puing-puing yang terkontaminasi. Pada tahun 1980, pemerintah tetapkan Pulau Runit kondusif untuk dihuni. Namun kondusif bagi siapa? Tampaknya pulau ini terperinci tidak kondusif bagi siapapun di planet ini, insan maupun hewan. Selengkapnya baca disini
Pulau Vozrozhdeniya, yang secara ironis juga dikenal sebagai Rebirth Island, dan kini milik bersama negara Kazakhstan dan Uzbekistan, ialah unik alasannya ialah dengan menyusutnya air dari Laut Aral, Pulau secara efektif bergabung kembali dengan daratan utama. Meskipun tidak lagi menjadi sebuah pulau, namun orang-orang mungkin akan berpikir seribu kali untuk melangkahkan kaki di atasnya! Pada tahun 1948, Soviet mendirikan sebuah laboratorium senjata biologi disini yang menguji beberapa biro penyakit yang paling berbahaya yang dikenal. Cacar, anthrax dan tularemia hanya beberapa dari mereka.
Menurut dokumen yang gres dirilis, spora anthrax dan kuman penyakit pes dibentuk menjadi senjata dan disimpan di sini. Pulau itu ditinggalkan pada tahun 1992. Pada tahun 2000, AS membantu men-dekontaminasi sepuluh situs penyimpanan antraks, dan pemerintah Kazakhstan menyampaikan bahwa itu sudah seluruhnya. Namun tidak ada yang berani menginjak kaki di Vozrozhdeniya, alasannya ialah wadah pembawa virus dan kuman penyakit yang disimpan di sini pernah mengalami kebocoran.
Operasi Crossroads, yang berlangsung pada tahun 1946, terdiri dari serangkaian peledakan nuklir di Bikini Atoll, di Kepulauan Marshall. Salah satu ledakan tersebut ialah ledakan Baker (foto atas), yang menghasilkan air yang sangat radioaktif yang mengkontaminasi banyak sekali kapal terdekat yang kemudian perlu didekontaminasi.
Kemudian pada bulan Maret 1954, Amerika Serikat juga meledak bom hidrogen pertama di Bikini Atoll dalam Operasi Kastil Bravo - ledakan nuklir terbesar yang pernah dibentuk oleh AS. Radiasi besar jatuh jauh melampaui perkiraan, mencemari pulau-pulau terdekat serta setidaknya satu kapal nelayan Jepang yang 23 awaknya terkontaminasi. Skandal ini merupakan dasar untuk film Godzilla. Pada tahun 1968 pemerintah AS tetapkan bahwa Bikini Atoll telah kondusif untuk dihuni lagi, tapi sayangnya mereka berbicara terlalu cepat.
Pada tahun 1978, ilmuwan Perancis menemukan tingkat tinggi strontium-90 dalam badan masyarakat lokal, dan ada banyak kasus keguguran dan dilema kesehatan lainnya yang diderita oleh penduduk pulau yang tinggal di Bikini Atoll.
Penduduk lokal dengan demikian dievakuasi lagi, dan pemukiman besar dibangun untuk kelangsungan hidup mereka. Sebagian besar pengungsi menolak untuk kembali hingga Bikini Atoll benar-benar kondusif dari kontaminasi.
Farallon Island, yang terletak di lepas pantai San Francisco, benar-benar indah. Ini ialah Wildlife Refuge Alami bagi paus, anjing bahari dan hiu, dan rumah bagi banyak burung laut. Penyelam mengunjungi untuk menjelajahi tempat - tapi ada kekhawatiran terutama mengenai keamanan.
Selama bertahun-tahun, 1946-1970, bahari di tempat itu dipakai sebagai tempat pembuangan limbah nuklir. Risikonya terhadap lingkungan tidak diketahui secara pasti, tapi diyakini bahwa upaya mengangkat kontainer-kontainer limbah dari tempat Farallon Island dan sekitarnya akan justru akan lebih berbahaya daripada meninggalkan mereka di mana mereka kini berada. Seluruhnya ada ada 47.500 drum yang masing-masing berkapasitas 55 galon. Itu limbah berbahaya yang banyak sekali!
Kadang-kadang dikenal sebagai Rabbit Island, Okunoshima selama tahun-tahun Perang Dunia II ialah tempat pabrik gas beracun Jepang. Karena kerahasiaan sangat penting - dikala itu jepang gres saja menandatangani perjanjian yang melarang gas beracun dalam perang - Jepang menghapus pulau dari peta mereka. Enam kiloton gas mustard diproduksi di sini, dengan kelinci dipakai sebagai binatang laboratorium.
Saat perang berakhir, Sekutu menyingkirkan semua gas beracun. Anak-anak kecil yang menemukan kelinci percobaan disini membiarkan mereka lepas dan kini kelinci-kelinci tersebut telah berkali-kali lipat jumlahnya. Okunoshima telah di dekontaminasi, namun siapa tahu, mungkin masih ada sisa-sisa gas yang sekutu kuburkan disini yang belum terungkap. Selengkapnya baca disini
Source: scribol.com
8. Ilha de Queimada Grande
Ilha de Queimada Grande ialah sebuah pulau yang terletak di Samudera Atlantik lepas pantai São Paulo, Brasil. Pulau dengan luas 430.000 meter persegi (110 hektar) dijuluki "Pulau Ular", dan kini tak berpenghuni meskipun sisa-sisa mercusuar menandakan keberadaan insan di masa lalu. Menjaga mercusuar dikala ini pastilah menjadi pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa, karen pulau ini benar-benar dipenuhi oleh ular - sekitar satu ekor ular untuk setiap meter persegi pulau.
Ular yang ada disana pun bukan sembarang ular. Tiga dari empat spesies ular yang didokumentasikan di Ilha de Queimada Grande ialah ular beludak berbisa. Bothrops insularis, Golden Lancehead, ialah salah satu ular paling mematikan di Bumi. Karena ular ini memangsa burung bukan mamalia, racun mereka telah berubah menjadi hingga lima kali lebih beracun daripada kerabat daratan nya. Selengkapnya baca disini.
7. Pulau Gruinard
Dalam Perang Dunia II, pemerintah Inggris tetapkan untuk menguji anthrax untuk dipakai sebagai senjata biologi dan membeli Pulau Gruinard dari pemiliknya untuk dipakai sebagai tempat pengujian. Pulau di bab dari Skotlandia itu, tetap tercemar dengan anthrax selama puluhan tahun - setidaknya hingga tahun 1986, ketika 280 ton formaldehid disemprotkan di pulau itu untuk membunuh spora.
Pulau Gruinard kemudian dinyatakan bebas dari ancaman pada tahun 1990, namun kemungkinan masih ada ancaman lain yang mengancam disana, alasannya ialah tidak ada yang tahu bagaimana imbas jangka panjang dari keracunan formaldehida.
6. Miyakejima
Pulau Miyakejima, terletak di kelompok pulau Izu, di Jepang, ialah sebuah pulau vulkanik dengan sebuah gunung berapi aktif yang meletus setiap beberapa tahun, tapi yang jauh lebih mematikan ialah gas sulfur beracun yang merembes dari gunung maupun dari tanah.
Pada bulan Juli tahun 2000, Gunung di Miyakejima, Gunung Oyama, meletus (lagi) mendorong penyelamatan yang selesai dilakukan pada bulan September tahun yang sama. Tak seorang pun diizinkan kembali selama lima tahun, tapi bahkan kini warga dikatakan harus membawa masker gas dan menggunakannya setiap dikala apabila alarm peringatan tingkat sulfur yang tinggi di udara berbunyi. Luar biasanya, Miyakejima kemudian menjadi tempat wisata, alasannya ialah banyak orang yang mengetahuinya dari internet ingin tau dan berkunjung kesana. Toko-toko yang menjual masker gas untuk wisatawan pun bermunculan disana.. Sulfur masih dipancarkan, tetapi sepertinya tidak berbahaya ... untuk sementara ini ... Selengkapnya baca disini
5. Pulau Runit
4. Vozrozhdeniya
Pulau Vozrozhdeniya, yang secara ironis juga dikenal sebagai Rebirth Island, dan kini milik bersama negara Kazakhstan dan Uzbekistan, ialah unik alasannya ialah dengan menyusutnya air dari Laut Aral, Pulau secara efektif bergabung kembali dengan daratan utama. Meskipun tidak lagi menjadi sebuah pulau, namun orang-orang mungkin akan berpikir seribu kali untuk melangkahkan kaki di atasnya! Pada tahun 1948, Soviet mendirikan sebuah laboratorium senjata biologi disini yang menguji beberapa biro penyakit yang paling berbahaya yang dikenal. Cacar, anthrax dan tularemia hanya beberapa dari mereka.
Menurut dokumen yang gres dirilis, spora anthrax dan kuman penyakit pes dibentuk menjadi senjata dan disimpan di sini. Pulau itu ditinggalkan pada tahun 1992. Pada tahun 2000, AS membantu men-dekontaminasi sepuluh situs penyimpanan antraks, dan pemerintah Kazakhstan menyampaikan bahwa itu sudah seluruhnya. Namun tidak ada yang berani menginjak kaki di Vozrozhdeniya, alasannya ialah wadah pembawa virus dan kuman penyakit yang disimpan di sini pernah mengalami kebocoran.
3. Bikini Atoll
Operasi Crossroads, yang berlangsung pada tahun 1946, terdiri dari serangkaian peledakan nuklir di Bikini Atoll, di Kepulauan Marshall. Salah satu ledakan tersebut ialah ledakan Baker (foto atas), yang menghasilkan air yang sangat radioaktif yang mengkontaminasi banyak sekali kapal terdekat yang kemudian perlu didekontaminasi.
Kemudian pada bulan Maret 1954, Amerika Serikat juga meledak bom hidrogen pertama di Bikini Atoll dalam Operasi Kastil Bravo - ledakan nuklir terbesar yang pernah dibentuk oleh AS. Radiasi besar jatuh jauh melampaui perkiraan, mencemari pulau-pulau terdekat serta setidaknya satu kapal nelayan Jepang yang 23 awaknya terkontaminasi. Skandal ini merupakan dasar untuk film Godzilla. Pada tahun 1968 pemerintah AS tetapkan bahwa Bikini Atoll telah kondusif untuk dihuni lagi, tapi sayangnya mereka berbicara terlalu cepat.
Pada tahun 1978, ilmuwan Perancis menemukan tingkat tinggi strontium-90 dalam badan masyarakat lokal, dan ada banyak kasus keguguran dan dilema kesehatan lainnya yang diderita oleh penduduk pulau yang tinggal di Bikini Atoll.
Penduduk lokal dengan demikian dievakuasi lagi, dan pemukiman besar dibangun untuk kelangsungan hidup mereka. Sebagian besar pengungsi menolak untuk kembali hingga Bikini Atoll benar-benar kondusif dari kontaminasi.
2. Pulau Farallon
Farallon Island, yang terletak di lepas pantai San Francisco, benar-benar indah. Ini ialah Wildlife Refuge Alami bagi paus, anjing bahari dan hiu, dan rumah bagi banyak burung laut. Penyelam mengunjungi untuk menjelajahi tempat - tapi ada kekhawatiran terutama mengenai keamanan.
Selama bertahun-tahun, 1946-1970, bahari di tempat itu dipakai sebagai tempat pembuangan limbah nuklir. Risikonya terhadap lingkungan tidak diketahui secara pasti, tapi diyakini bahwa upaya mengangkat kontainer-kontainer limbah dari tempat Farallon Island dan sekitarnya akan justru akan lebih berbahaya daripada meninggalkan mereka di mana mereka kini berada. Seluruhnya ada ada 47.500 drum yang masing-masing berkapasitas 55 galon. Itu limbah berbahaya yang banyak sekali!
1. Okunoshima
Kadang-kadang dikenal sebagai Rabbit Island, Okunoshima selama tahun-tahun Perang Dunia II ialah tempat pabrik gas beracun Jepang. Karena kerahasiaan sangat penting - dikala itu jepang gres saja menandatangani perjanjian yang melarang gas beracun dalam perang - Jepang menghapus pulau dari peta mereka. Enam kiloton gas mustard diproduksi di sini, dengan kelinci dipakai sebagai binatang laboratorium.
Saat perang berakhir, Sekutu menyingkirkan semua gas beracun. Anak-anak kecil yang menemukan kelinci percobaan disini membiarkan mereka lepas dan kini kelinci-kelinci tersebut telah berkali-kali lipat jumlahnya. Okunoshima telah di dekontaminasi, namun siapa tahu, mungkin masih ada sisa-sisa gas yang sekutu kuburkan disini yang belum terungkap. Selengkapnya baca disini
Baca Juga:
Source: scribol.com
